PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN PENGUNYAHAN PERMEN KARET XYLITOL UNTUK PENINGKATAN PH SALIVA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID SD INPRES BERTINGKAT MAMAJANG IV KOTA MAKASSAR
Keywords:
permen xylitol, pH, Karies gigiAbstract
Karies terjadi oleh karena terjadi pergeseran flora plak ke arah bakteri acidogenic dan aciduric dalam waktu yang berkepanjangan sehingga pH plak menjadi rendah. Dalam lingkungan yang banyak mengandung karbohidrat bakteri acidogenic menciptakan tempat menguntungkan bagi komensalnya sehingga terjadi akumulasi lebih besar dari spesies kariogenik. Seringnya makanan tinggi sukrosa serta kebersihan rongga mulut jelek, faktor genetika dan perubahan kekebalan tubuh menciptakan kondisi plak yang mendukung meningkatnya jumlah spesies acidogenic dan aciduric seperti Streptococus mutans atau lactobacillus.
Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk mencegah terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah melalui pengunyahan xylitol, memberi pengetahuan tentang kesehatan gig dan mulut siswa, dan memperoleh data karies gigi pada murid sekolah.
Kegiatan dilaksanakan di SD Inpres Bertingkat Mamajang IV kota Makassar berupa pemberian penyuluhan tentang karies gigi dan pemeriksaan gigi serta pemberian permen karet xylitol. Evaluasi kegiatan akan dilakukan pada awal dan akhir kegiatan untuk melihat perubahan pengetahuan siswa SD tentang karies dan kebersihan mulut.
Hasil kegiatan di SD Inpres Bertingkat Mamajang IV Kota Makassar sebanyak 70 siswa: tingkat keparahan karies untuk siswa permpuan 2,7 ( sedang) dan siswa laki –laki 3,2 (sedang). Pemberian permen xylitol pada siswa menunjukkan 1 orang mengalami peningkatan pH, 19 orang pH tetap dan 55 orang penurunan pH
References
Andlaw, RJ and Rock. 1992. Perawatan Gigi Anak. Alih bahasa: Agus Djaya dari A Manual of Pedodontics. Jakarta: EGC
Azarpazhooh, A. & Main, P. 2008. Pit and fissure sealants in the prevention of dental caries in children and adolescents: a systematic review. J Can Dent Assoc, 74(2), 171.
Craig, Robert G. 1979. Dental Materials. London: Mosby Company
Departement of Health North Sidney. 2008. Pit and Fissure Sealants: Use of in Oral Health Service NSW. Diakses dari http://www.health.nsw.gov.au/policies/pd/2008/pdf/PD2008_028.pdf pada 8 Juni 2009
Fitzgerald, R. & Keyes, P. H. 1963. Ecologic factors in dental caries: The fate of antibiotic-resistant cariogenic streptococci in hamsters. The American Journal of pathology, 42.
Kemenkes, R. 2012. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Jakarta.
Leake, J., Main, P. & Woodward, G. 1997. Developing evidence-based programme guidelines for children's dental care in a dental public health unit in Ontario, Canada. Community Dent Health 14, 7.
Philippus J. Van Wyk, P. D., Jeroen Kroon, M. C. D. & John G. White, B. C. D., M.B.A. 2003. Evaluation of a Fissure Sealant Program as Part of Community-Based Teaching and Training. Journal of Dental Education, 68.
Pinkham, J.R. 1994. Pediatryc Dentistry, Infancy Trough Adolescence second edition. Philadelphia: W.B Saunders Co
RIPA, L. 1993. Sealants revisted: an update of the effectiveness of pit and-fissure sealants. Caries Res, 27, 77-82.
Ramayanti S, Purnakarya I. 2013. Peran makanan terhadap Kejadian karies Gigi. Kesmas Jurnal. Padang: Universitas Andalas. (online).
Welbury, R., Raadal, M. & Lygidakis, N. A. 2004. EAPD Guidelines for the use of pit and fissure sealants. European Journal of Paediatric Dentistry, 3.
Wheeler, Russel C, DDS, FACD. 1974. Dental Anatomy, Physiology and Occlusion. Philadelphia : W.B Saunders Company